Ustaz Das'ad Latif: Hikmah Nuzulul Qur'an, Kita Hiasi Hidup dengan Ilmu dan Keimanan
"Setelah memiliki ilmu yang dibarengi dengan iman, maka sertakan juga dengan sifat seperti padi. Jadikanlah diri seperti padi, semakin tinggi dan berisi, maka semakin merunduk," tutur Ustaz Das'ad.
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Pada bulan Ramadhan di malam ke-17, Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) memperingati Malam Nuzulul Qur'an di Lantai Utama Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (18/4).
Diketahui Malam Nuzulul Qur'an terdapat sejarah istimewa, karena pada saat itu Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril AS.
Pada peristiwa Nuzulul Qur'an terdapat hikmah yang bisa kita ketahui, di antaranya ialah tentang menyertakan langkah diri bersama ilmu, keimanan dan ketawadhuan.
Penceramah Hikmah Nuzulul Qur'an Dr. H. Das'ad Latif, S.Sos, S.Ag, M.Si, Ph.D dengan tema "Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup", berpesan agar umat Islam tidak boleh menjadi umat yang bodoh. "Ayat pertama yang turun ialah 'iqra' atau berarti membaca. (Pemuda Indonesia) adalah masa depan Indonesia dan khususnya umat Islam, belajar, belajar, belajar. Kalau saat ini kita kedepankan ilmu pengetahuan dengan dibarengi iman, maka insyaallah Allah SWT akan angkat derajat umat Islam."
"Maka, belajarlah, catatannya barengi ilmu tersebut dengan iman. Orang yang berilmu Allah SWT janjikan akan dinaikkan derajatnya," papar Ustaz Das'ad.
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an surat Mujadalah ayat 11,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (QS. Mujadalah [58]: 11)
"Adapun bagi orang berilmu (juga harus hati-hati). Karena tantangan orang berilmu adalah sombong. Bagi pemuda, belajarlah dengan adanya ulama pendamping. Kalau tidak ada ulama pendamping, bisa salah tafsir," pesan Ustaz Das'ad.
"Contohnya, ketika tidak bersepakat dengan dzikir bersama setelah shalat, kita hargai pendapat itu, tapi (janganlah yang tidak setuju itu mengambil shaf paling depan). Terlebih Setelah salam, lantas dia berdiri pergi melangkahi para orang tua dan ulama lain, (hal tersebut tidak patut). Karena (dalam kondisi tersebut) lebih baik tempati shaf belakang dengan niat menghargai orang lain," papar Ustaz Das'ad.
"Karena puncak dari semua ilmu adalah adab. Adab dalam perbedaan pendapat itu penting, tidak ada yang bisa dibanggakan dari ilmu," tambahnya.
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 85,
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Artinya: "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit"." (QS. Al-Isra' Ayat 85)
"Setelah memiliki ilmu yang dibarengi dengan iman, maka sertakan juga dengan sifat seperti padi. Jadikanlah diri seperti padi, semakin tinggi dan berisi, maka semakin merunduk," tutur Ustaz Das'ad. (FAJR/Humas dan Media Masjid Istiqlal)