Prof Kamaruddin Amin: Rasulullah SAW, Tauladan Utama yang Punya Pengaruh Global
Nabi Muhammad SAW sebagai figur kemanusiaan yang telah diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia bahkan seluruh alam.
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Mengambil ibrah dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah, Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA., menyampaikan bahwasannya Rasulullah SAW merupakan tauladan utama yang memiliki pengaruh global.
"Alhamdulillah tahun ini kita masih diberi kesehatan untuk memperingati lahirnya seorang tokoh global, (Nabi Muhammad SAW) sebagai figur kemanusiaan yang telah diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia bahkan seluruh alam," ujar Kamaruddin, dalam sambutannya pada Gebyar Syiar Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 Hijriah, di Lantai Utama Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (28/9/2023).
"Nabi Muhammad SAW adalah figur dan teladan utama dalam menjalani hidup, oleh karena itu kita terus setiap tahun memperingati maulid ini dalam rangka untuk mengambil ibrah, pelajaran, me-refresh kembali contoh dan ajaran yang beliau SAW sampaikan kepada kita semua," tambah Dirjen Bimas Islam.
Rasulullah SAW sebagai tokoh sejarah yang berpengaruh secara global, memiliki banyak contoh pengalaman empiris yang beliau SAW sampaikan kepada kita umat manusia khususnya umat Islam, baik sebagai tokoh agama, kepala keluarga, sampai kepada tokoh politik.
Kamaruddin memaparkan, dalam artikel, penelitian maupun survey yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional terkait dengan "The Future of World Religion", mengungkap bahwasannya Islam saat ini menjadi agama yang pertumbuhannya paling cepat untuk agama-agama dunia.
"Sekarang ini umat Islam di seluruh dunia sekitar 23%, nomor dua setelah Kristen sebesar 33%. Tiga dekade kedepan menurut pengamat dunia, pengamat demografi global, pada tahun 2050, populasi umat Islam akan kurang lebih sama dengan umat Kristen, dan jika tren ini terus berjalan sebagaimana sekarang, maka 2070 Islam sudah lebih besar daripada agama-agama yang lain dan tahun 2100 Islam akan mendominasi," papar Kamaruddin.
"Ini menunjukkan bahwa Islam semakin simpatik, menemukan versi terbaiknya, umat Islam berhasil merefleksikan, memperkenalkan, melakoni, memanivestasikan agamanya sebagai agama yang semakin simpatik, dibutuhkan manusia dan pro terhadap pembangunan, kebudayaan dan isu-isu global," lanjut Kamaruddin.
Mengetahui hal di atas, Dirjen Bimas Islam menyatakan bahwasannya hal tersebut adalah fakta empiris yang patut disyukuri. "(Sebab) artinya umat Islam di seluruh dunia semakin memanivestasikan ajaran agamanya sebagai ajaran agama yang simpatik, menarik dan semakin relevan dengan kehidupan, modernitas, kemajuan, kebutuhan umat manusia secara umum."
Adapun dalam konteks Indonesia, Kamaruddin juga mengingatkan agar kita terus merawat keragaman yang ada di Ibu Pertiwi, sebagaimana Islam sebagai agama yang pro terhadap keragaman, dan Rasulullah SAW adalah tokoh utama yang memperkenalkan, menunjukkan, mengajarkan kita semua untuk menghargai perbedaan dan merawat keragaman.
"Patut kita rawat bersama-sama, apalagi dalam konteks Indonesia sebagai negara bangsa yang paling beragam, kita paling membutuhkan untuk me-manage keragaman kita, dan Islam adalah agama yang pro terhadap keragaman, dan Rasulullah SAW adalah tokoh utama yang memperkenalkan, menunjukkan, mengajarkan, kepada kita semua untuk menghargai perbedaan, merawat keragaman," pungkas Kamaruddin. (FAJR/Humas dan Media Masjid Istiqlal)