Khutbah Jumat: Peran Pesantren dalam Mencerdasakan Kehidupan Bangsa

Pada akhirnya, kita tidak lupa pula untuk berdoa kepada Allah agar selalu memberikan kita anak yang shaleh-shalehah, anak-anak yang cerdas, dan menjadikan keturunan kita sebagai penyenang hati dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

Share :
Khutbah Jumat: Peran Pesantren dalam Mencerdasakan Kehidupan Bangsa
Artikel

Oleh : Dr. KH. Musyfiq Amarullah, Lc, M.Si
(Pimpinan Pondok Pesantren at-Tawazun Kalijati Subang, Jawa Barat)

 

Jakarta, www.istiqlal.or.id - وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ ١٢٢

"Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?" (QS. at-Taubah : 122).

Potensi Manusia Sebagai Objek Pendidikan

Manusia merupakan makhluk yang berpotensi untuk dididik secara baik dan berkesinambungan. Karena manusia diciptakan oleh Allah makhluk yang sempurna fi ahsani taqwim yang memiliki berbagai macam potensi yang siap diaktualisasikan dalam kehidupan seperti potensi perkembangan jasad, potensi perkembangan intelektual, potensi perkembangan sosial, potensi perkembangan moral-spritual, dan sebagainya. Yang diperlukan untuk menguasai dan mengembangkan kehidupan di dunia ini.

Salah satu contoh dari potensi manusia adalah potensi intelektual. Allah berikan kepada Nabi Adam yang merupakan manusia pertama yang menunjukan kecerdasan luar biasa melebihi makhluk-makhluk lain, setelah mendapatkan pengajaran dari Allah subhanahu wata’ala. Seperti yang Allah firmankan dalam QS. al-Baqarah/2 ayat 31 :

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ٣١

Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!" (QS. al-Baqrah/2 :31).

Bahwa Pendidikan bagi anak merupakan tanggung jawab kita semua. Dimulai dari keluarga yang merupakan lembaga pendidikan pertama (al-madrasah al-ula), masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan, hingga negara. Mendidik berarti membangun karakter untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul lahir dan batin yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan akhlak mulia. Untuk membentuk sumber daya manusia ini tidak mudah tentunya, perlu adanya pendidikan yang bersifat berkelanjutan (longlife education).

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Artinya : “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad” (al-Hadits).

Pendidikan yang membimbing manusia sejak berinteraksi dengan lingkungannya hingga dia wafat. Islam sangat memberikan perhatian terhadap pendidikan karakter ini, agar kehidupan di dunia ini damai, sejahtera, bermartabat, dan membawa kemaslahatan bagi seluruh makhluk termasuk untuk kebahagiaan di dunia dan dia akhirat.

Pondok Pesantren Merupakan Lembaga Pendidikan Tertua

Pondok pesantren mempunyai peran yang besar dalam mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan agama, sebuah lembaga pendidikan yang keberadaannya jauh sebelum Indonesia merdeka. Pondok pesantren lahir berbarengan dengan sejarah awal dakwah Islam di Indonesia khususnya di pulau jawa. Ketika para pendakwah Islam yang terkenal dengan Walisongo menyebarkan Islam di Nusantara ini sekitar pada abad 15 M seperti pondok pesantren al-Kahfi Somalangu, Kebumen. Pesantren ini berdiri pada tahun 1475 yang didirikan oleh Syekh as-Sayyid Abdul Kahfi al-Hasani asal Hadramaut, Yaman.

Pondok pesantren luhur Dondong Semarang yang berdiri pada sekitar 412 tahun yang lalu, yang konon ini merupakan pesantren tertua di Jawa Tengah. Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon. Yang berdiri pada tahun 1705. Yang didirikan oleh Syekh Hasanuddin bin Abdul Latif, yang dikenal dengan Ki Jatira dan banyak lagi pesantren-pesantren yang lahir jauh sebelum Indonesia lahir. Hingga kini alhamdulillah pondok pesantren tetap eksis dan bahkan mampu berkembang dan beradaptasi dengan tantangan zaman.

Berdasarkan informasi dari Kementerian Agama RI bahwa pesantren di Indonesia hingga bulan Juli 2021 tercatat ada sekitar 32.2018 pesantren. Kaidah “al-Muhafadzat ‘ala al-qadim as-shalih wa al-akhdzu bi aljadidi al-aslah”.

المُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيمِ الصَّا لحِ وَالَاجْذُ بِا لجَدِ يْدِ الْاَصْلَحِ

Artinya : “yaitu mempertahankan nilai-nilai ( ajaran) yang lama yang baik dan mengambil (mengadopsi) nilai-nilai (methode) yang baru yang lebih baik”.

Dalam Mukernas ke-5 RMI (Rabithah al-Ma’ahid alIslamiah) di Probolinggo pada tahun 1996, disebutkan ada tiga peran dan fungsi pesantren sesuai watak kemandirian dari visi emansipatorisnya. Pertama, sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam. Artinya, pesantren ikut bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki ilmu pengetahuan yang handal, serta dilandasi iman dan takwa yang kokoh.

Kedua, sebagai lembaga perjuangan dan dakwah Islamiah. Artinya, pondok pesantren bertanggungjawab mensyiarkan agama Allah serta ikut berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan umat beragama serta meningkatkan kerukunan antarumat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ketiga, sebagai lembaga pemberdayaan dan pengabdian masyarakat. Artinya, pesantren wajib mendarmabaktikan peran, fungsi, dan potensi emansipasi yang dimilikinya guna memperbaiki kehidupan serta memperkokoh pilar eksistensi masyarakat demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil, beradab, sejahtera, dan demokratis.

Peran Pesantren dalam MencerdaskanBangsa Melalui Jalur Tafaqquh Fiddin

Pada awalnya para pendiri pesantren ini ketika mendirikan pesantren bertujuan adalah untuk mempersiapkan generasi untuk tafaqquh fiddin (memahami ilmu agama). Yang merupakan realisasi dari perintah Allah Q.S. at-Taubah ayat 122. Seperti ayat yang khotib sampaikan dalam mukaddimah.

Berdasarkan ayat ini bahwa dalam kehidupan masyarakat perlu adanya pembagian tugas dalam rangka memenuhi hajat ummat secara komprehensip. Disamping diperlukannya adanya sekelompok masyarakat untuk terus menjaga pertahanan, keamanan dan keterrtiban dalam kehidupan bernegara, juga sangat diperlukan adanya kelompok masyarakat, untuk belajar dan mengajar guna mencerdaskan masyarakat untuk memahami ajaran agamanya. Untuk itu kita sangat membutuhkan banyak lagi orang yang mau belajar dan mendalami ilmu agama sehingga bisa memproduksi generasi-genarisi yang expert yang mampu menjaga kerahmatan Islam dan membentengi fundamentalis Islam.

Penafsiran tentang tafaqquh fiddin oleh para mufassirin ini, sangatlah dihayati oleh para pengelola pesantren dan dijadikan dasar rujukan untuk mengembangkan kurikulum kepesantrenan untuk memenuhi berbagai potensi yang Allah berikan kepada manusia agar terwujudnya generasi-generasi yang mempunyai sumber daya masyarakat yang handal sekaligus untuk menjawab tantangan zaman.

Perkembangan Pondok Pesantren Masa Kini

Kehidupan pesantren sekarang terus berkembang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. terlebih setelah dibukanya kran reformasi, lembaga pendidikan yang yang berada dipondok pesantren ini terus berbenah diri agar terus mendapatkan kepercayaan yang lebih luas di masyarakat. dan agar pesantren tidak stagnan yang hanya diminati oleh sekelompok masyarakat tradisional saja tapi juga merambah ke masyarakat-masyarkat kota yang modern, juga tertarik kepada pondok pesantren.

Apalagi setelah pondok pesantren mendapat pengakuan oleh pemerintah, pendidikan pesantren menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional yang termaktub dalam UU Sistem Pendidikan Nasional. Pondok pesantren tidak lagi dipandang sebagai pendidikan tradisional yang illegal, namun pesantren dikaui oleh pemerintah sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai kesetaraan dalam hak dan kewajiban dengan lembaga pendidikan formal lainnya.

Pendidikan dalam kehidupan pesantren tentunya mempunyai beberapa keunggulan dibanding dengan lembaga pendidikan lainnya. Antara lain ; 
1. Lingkungan pesantren sangat mendukung untuk belajar. 
2. Pembelajaran berjalan 24 jam secara terintegrasi. 
3. Penggunaan beberapa bahasa asing sebagai bahasa komunikasi. 
4. Pembinaan akhlak secara kontinyu. 
5. Monitoring kegiatan ibadah, pembelajaran dan keterampilan. 
6. Figur kepemimpinan kiai sebagai pengasuh, dan pembimbing.

Tantangan Pondok pesantren

Beberapa waktu lalu, ada kasus yang sangat “mengganggu” dengan melibatkan “kesakralan” institusi pesantren akibat ulah oknum pengasuh atau bahkan pemilik pondok pesantren. Di beberapa wilayah pesantren yang seharusnya menjadi tempat yang aman bagi para santri, Hal ini menjadi tantangan bagi pesantren dimasa kini dan akan datang. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang ramah terhadap anak.

Bahkan pemerintah sedang menggalakan program pesantren ramah anak sebagai usaha untuk menciptakan pesantren dan lingkungan sekitarnya agar dapat membuat anak nyaman, bersih, betah, khusyu’ beribadah, senang belajar, bermain dan berinteraksi. Pesantren Ramah Anak, yaitu mengedepankan bentuk penerapan disiplin tanpa kekerasan melalui komunikasi dan mengajarkan tanggungjawab dan rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Setidaknya konsepsi pesantren ramah anak, harus terbangun dari indikator dengan persetujuan secara moral bagi kemaslahatan bersama. Di antaranya, kebijakan untuk berkomitmen terus mengembangkan lingkungan yang ramah, tenaga pendidik yang berkualitas, menumbuhkan rasa kasih sayang antar sesama, kurikulum dengan materi yang sesuai terhadap kebutuhan dari santri.

Selain itu kegiatan pembelajaran yang mampu mendukung potensi setiap santri, terkhusus dalam strategi pembelajaran yang bervariatif, serta komponen manajemen layanan. Semua pihak harus berkolaborasi, saling terikat untuk mewujudkan pesantren ramah anak yang sesuai harapan.

Tantangan yang kedua bagi pondok pesantren adalah tantangan terhadap media sosial. Pondok pesantren dalam era kekinian dituntut untuk terus mengadakan pembaharuan sehingga tetap relevan dengan kondisi kontemporer yang semakin modern, kompleks dan dinamis. Terlebih pada era digital saat ini, ketika hubungan antarmanusia telah melewati batas-batas teretorial negara dalam bidang ekonomi, sosial, teknologi, budaya, industri dan komunikasi.

Di sinilah, pondok pesantren dengan sifat keterbukaannya mau tidak mau, siap tidak siap, harus menerima pengalaman baru, pembaharuan berorientasi kekinian dan kemasadepanan, tanpa meninggalkan identitas utamanya sebagai lembaga pendidikan keislaman.

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang progresif menghadapi perkembangan globalisasi akan tetap survive dengan landasan keislaman, kemajuan modernisasi, dan dengan tetap menjaga kearifan budaya lokal. Inilah transformasi pendidikan (learning transformation) dalam menumbuh kembangkan pondok pesantren. Semua itu dalam rangka mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan selaras dengan perkembangan masyarakat global.

Hadirin sidang jum’at rahimakumullah

Kesimpulan yang dapat diambil dari khubah jum’at kali ini adalah janganlah kita ragu untuk memasukan anak kita kelingkungan pondok pesantren, karena sudah terbukti didalam sejarahnya bahwa pesantren melahirkan orang-orang hebat yang menjadi tokoh dalam bangsa ini dan hingga saat ini pesantren adalah tempat yang ramah untuk anak tumbuh berkembang dan mendapatkan pendidikan terutama untuk menghadapi tantangan-tantangan diera digital dan globalisasi saat ini menjadi bangsa yang cerdas sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan kenegaraan.

Pada akhirnya, kita tidak lupa pula untuk berdoa kepada Allah agar selalu memberikan kita anak yang shaleh-shalehah, anak-anak yang cerdas, dan menjadikan keturunan kita sebagai penyenang hati dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

Tags :

Related Posts: