Khutbah Jumat: Ibadah Sosial Masih Belum Kental
ibadah Qurban yang dilaksanakan pada beberapa hari ini harus menjadi ibrah, pelajaran lanjutan bahwa ibadah sosial harus terus dipelihara, harus terus dilanjutkan walaupun namanya berbeda karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Oleh : Prof. Dr. KH. Maman Abdurrahman, M.Ag
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Alhamdulillah, pada tahun ini kita masih diberi kesempatan oleh Allah subhanahu wata'ala dengan masih dapatnya beribadah ritual seperti ini bahkan ibadah sosial kita pun masih diberi waktu dengan melaksanakan ibadah Qurban.
Diberi waktu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejak hari ini tgl 10 sampai dengsn tanggal 13 Dzulhijjah beberapa hari ke depan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sengaja memberi waktu pada umatnya agar dapat melaksanakannya dengan tenang tidak dikejar waktu pelaksanaan.
Namun, pertanyaan yang mungkin muncul apakah ibadah sosial ini dapat dilakukan oleh kaum Muslimin setiap tahun. Pertanyaan ini muncul karena di kaum Muslimin sepertimya amat berat kalau menghadapi Idul Adha ini yang datang setiap tahun, padahal mestinya disambut dengan kesenangan dan kegembirraan dalam menyambutnya.
Allah subhanahu wata'ala tidak memaksa, tetapi Allah subhanahu wata'ala memberi peluang bahwa ibadah ituah bukan hanya ritual, tetapi harus diperluas dengan ibadah sosial. Masyarakat di sekitar kaum Muslimin tentu tidak semuanya orang yang kaya atau mampu dalam kehidupan ekonominya, akan tetapi tidak sedikit mereka yang perlu mendapat bantuan secara ekonomi, baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, dalam ajaran Islam tidak dapat dipisahkan bicara ibadah ritual dan sosial. Seperti ketika al-Quran membicarakan masalah shalat tidak dilepaskan dari infaq, seperti tercantum dalam berbagai ayat. Sesudah berbicara shalat, adakalanya dibicarakan infak dan adakalanya langsung dengan shalat. Dalam surat alBaqarah baru membaca ayat ketiga, sesudah shalat disebut infaq.
Dalam shalat Idul Fitri, disertai juga dengan Zakat Fitrah. Belum lagi diayat-ayat lainnya bila disebut shalat berdampingan dengan kosa kata zakat dan infak, serta shadaqah. Demikianlah ibadah ritual dan sosial selalu kental dalam tuntunan Allah dan Rasul. Allah berfirman dalam alQur'an Surat al-Baqarah/2 ayat 110 :
وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Artinya: "Dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu akan kamu dapatkan (pahalanya) di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS. al-Baqarah/2 ayat 110)
Allahu akbar, Allahu akbar wa Lillahilhamd.
Kenyataan di masyarakat Muslim sampai saat ini, padahal umurnya Islam di dunia sudah ribuan tahun, 1444 tahun Hijriyah yang sebentar lagi masuk 1445 Hijriyah, suatu umur yang cukup tua, padahal Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dengan para Sahabat radhiallahu anhu waktu itu dalam mengemban dakwah Islam dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah mampu menbangun masyarakat Islam bahkan sekaligus negara saat itu. Dalam Islam ibadah sosial banyak namanya, adakalanya disebut infak, zakat, shadaqah, hibah, dan wakaf.
Pertanyaan yang masih harus diteliti kita sejauh mana ibadah dapat dilaksanakan, pada kehidupan keseharaian kita tidak lepas dari gaya hidup yang sering kali berlebihan, berkemubadziran dan berkemewahan seperti sudah disinggung dalam al-Quran Surat al-A'raf ayat 31 :
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
dan al-Quran Surat al-Isra ayat 16 dan 28 :
وَاِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا
Artinya : “Jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah). Lalu, mereka melakukan kedurhakaan di negeri itu sehingga pantaslah berlaku padanya perkataan (azab Kami). Maka, Kami hancurkan (negeri itu) sehancur-hancurnya” (QS. al-Isra : 16).
وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا
Artinya : “Jika (tidak mampu membantu sehingga) engkau (terpaksa) berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang lemah lembut” (QS. al-Isra : 28).
Setiap hari kita membaca al-Quran akan ditemukan ayat-ayat yang berbicara berbagai macam ibadah, tertmasuk ibadah sosial. Idul Adhha yang kita laksanakan setiap setahun amat mendorong pada kaum Muslimin bukan hanya ritualitas, ibadah takbiran dan shalat, tetapi sosialitas dengan bentuk shadaqah juga yang disebut qurban, sebagai ibadah sosial yang amat diharapkan oleh masyarakat muslim pada umumnya, lebih-lebih di kalangan fuqara wal masakin yang merupakan masyarakat ekonomi lemah.
Sekarang ini para jamaah haji sebentar lagi akan meninggalkan Mina, dan ketika hari-hari di Mina ini pula menyembelih udhiyah atau qurban yang tentu juga dagingnya disadaqahkan pula, khususnya yang ada di sekitar tempat itu bahkan ke tempat lainnya yang banyak masyarakat Muslim. Ibadah qurban yang sudah puluhan ribu tahun lalu, bahkan sudah ada sejak zaman Nabi Adam alaihis salam, walaupun bentuknya berbeda-beda.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai Rasul terakhir (khatamun nabiyyin), sebagai pelanjut para Nabi dan Rasul terdahulu, membawa berbagai macam ajaran, baik ritual maupun sosial, walaupun terdapat perbedaan dalam implementasinya. Untuk ibadah sosial saat saat ini sungguh amat luas dan banyak, tetapi akibat dari gaya hidup (life style) yang jauh dari ajaran al-Quran, maka ibadah ini terpental.
Seperti disebut dalam ayat al-Quran di atas, tidak boleh berlebih, kemubadziran, dan kemewahan, tetapi kenyataan di masyarakat, mulai dari orang atas, orang bawah, bahkan masyarat miskin sekalipun seperti terjadinya banyak Corona, sejak penyakit sampai ‘Copi dan Rokona’ walaupun orang miskin sekalipun.
Ada suatu ungkapan yang menarik dari suatu berita bahwa “Itu Makin Memiskinkan Orang Miskin” Indonesia sebagai salah satu Negera Miskin di dunia karena gaya hidup “Negara” dan masyarakatnya, ekonominya Redup. akibat Gaya Hidup.
Allahu akbar, Allahu akbar wa Lillahilhamd.
Dengan demikian ibadah Qurban yang dilaksanakan pada beberapa hari ini harus menjadi ibrah, pelajaran lanjutan bahwa ibadah sosial harus terus dipelihara, harus terus dilanjutkan walaupun namanya berbeda karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Adakalanya disebut zakat, infaq, shadakah, wakaf dan lain-lain, sehingga ini sebagai bagian bekal kita menghadap Allah subhanahu wata'ala. Mudah-mubahan Idul Adha pada hari ini menjadi bagian ritual dan ibadah sosial selanjutnya. Wallahu a’lam bi shawab.