Kajian Zuhur Pilihan: Mengapa Bershalawat kepada Nabi (Kitab Tuhfatul Murid)
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-A?z?b Ayat 56)
Oleh : Muhammad Taufiqurrahman, MA
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Pembahasan ini sampai pada matan:
الحمد الله علا صلا ته ثم سلام الله مع صلا ته
علا نبي جاء با لتو حيد وقد خلا لدين عن التو حيد
Semoga Allah subhanahu wata'ala melimpahkan rahmat dan salamnya kepada para nabi yang telah membawa nilai-nilai tauhid. Agama sempat kosong dari ketauhidan, karena sempat ada future (masa kosong) antara Nabi Isa alaihis salam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah yang menegakkan tauhid itu kembali.
Umat Islam sampai hari ini masih terus membaca shalawat atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ada sebagian orang yang bertanya mengenai pembacaan Shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Apakah Rasulullah masih membutuhkan untuk didoakan dan dibacakan shalawat atas beliau? Apa manfaatnya, apakah yang demikian akan meningkatkan derajat Beliau? Sebagaimana dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 56 disebutkan:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Aḥzāb Ayat 56)
Menurut Mutawalli Sya'rawiy, bagi yang membaca shalawat akan mendapatkan dua belas shalawat, bukan hanya sepuluh sebagaimana yang biasa dipengaruhi. Sepuluh berasal dari hadis Rasulullah SAW, yang menjelaskan bahwa bershalawat kepada Nabi SAW akan diberikan balasan sepuluh shalawat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: "Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali" (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i).
Setelah sepuluh shalawat dari hadist ini, datang dua yang lain berasal dari shalawat Allah SWT dan malaikat, seperti dalam QS Al-Ahzab ayat 56. Allah SWT membacakan shalawat, dan malaikat memohonkan ampun bagi yang bershalawat.
Shalawat ini memiliki banyak manfaat dan memiliki banyak keajaiban. Tidak sedikit ulama mengijazahkan shalawat kepada para muridnya untuk membuka jalan-jalan kehidupan agar menemukan kebaikan, kemudahan dan jalan keluar dari segala masalah. Banyak yang menjadikan sebagai wirid untuk mendatangkan ketenangan.
Dalam menerangkan definisi tentang nabi dan rasul, Imam Ibrahim Al-Bajuriy menerangkan:
Para ulama mendefinisikan Nabi SAW sebagai seorang laki-laki, merdeka dari Bani Adam yang selamat dari keburukan karakter, diberikan wahyu bersifat syariat yang diamalkannya walaupun tidak diperintah untuk menyampaikannya kepada umat. Sedangkan rasul, seperti definisi yang disebutkan sebelumnya, tetapi dengan taqyid/ketentuan (dan perintah untuk menyampaikannya). Di antara keduanya ada yang umum dan yang khusus secara mutlak. Setiap rasul adalah nabi dan tidak sebaliknya. Sebagian mendefinisikan rasul menjadi lebih umum, ada yang mengatakan: "karena terkadang rasul berasal dari bangsa malaikat."
Selain pemahaman makna rasul secara umum, menurut para ulama, Allah SWT juga memiliki rasul-rasul khusus. Ada sebagian rasul dari kalangan malaikat, seperti utusan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim sebelum Allah SWT menurunkan azab kepada umat Nabi Luth, jenis malaikat yang hadir dalam bentuk manusia. Hal ini diketahui dari kisah yang Allah SWT masukkan dalam Kitab Suci Al-Qur'an.
Jumlah rasul adalah 313 dan nabi adalah 124.000 orang. Banyaknya jumlah nabi ini adalah sangat dimungkinkan, karena Allah SWT Maha Kuasa dan Maha Berkehendak, sehingga bisa dengan mudah memberikan wahyu-wahyu kenabian kepada hamba-hamba shalih yang Allah SWT kehendaki.
Dari jumlah demikian, ada pengkhususan yang disebut 25 nabi dan rasul, dan wajib diketahui oleh umat Islam, yaitu dari Adam 'alaihi as-salam sampai Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari 25 ini disaring kembali menjadi 5 (lima) yang disebut sebagai Ulul 'Azmi, memiliki kekhususan karena perjuangan memperjuangkan tauhid yang luar biasa.
Kaitannya dengan kekosongan masa tauhid, dalam bahasa Arab doa yang diawali dengan 'ala biasanya berkonotasi negatif. Namun 'ala dalam shalawat seperti sesuatu yang menempel. Kalimat shalawat khusus melekat dan merekat pada nabi.
Agama pernah kosong dari tauhid, kekosongan ini dimanfaatkan untuk menyebarkan penyimpangan-penyimpangan. Maka Rasulullah SAW datang untuk menegakkannya kembali, maka wajar Allah SWT memerintahkan kita untuk bershalawat atas Rasulullah SAW.
Bila ada manusia yang menerima wahyu untuk darinya dan kemudian juga diperintahkan untuk menyampaikan kepada umatnya, maka orang tersebut adalah nabi dan rasul.
Kesimpulan:
1. Shalawat kepada Nabi, manfaatnya kembali kepada kita, dan itu disukai Rasulullah. Pembacanya mendapat rahmat dari Allah.
2. Nabi adalah seorang manusia lahirnya dari Bani Adam, lakilaki, merdeka yang bebas dari cacat karakter, diberi wahyu oleh Allah SWT untuk darinya dan dia mengamalkan itu untuk darinya sendiri. Rasul diberikan wahyu oleh Allah untuk disampaikan kepada umatnya. Nabi dan rasul, diberikan oleh Allah SWT sebagian wahyu untuk darinya sendiri dan sebagian lagi disampaikan untuk umatnya. Wallahu a’lam.