Istiqlal Menuju Masjid Ramah Millennial
Imam Besar Masjid Istiqlal mengharapkan agar masjid bukan hanya didatangi oleh orang-orang tua, tetapi juga menjadi tempat berkumpul yang nyaman bagi kaum muda.
Jakarta ? Istiqlal Rabu, (4/11) Bidang Sosial dan Pemberdayaan Umat sukses
melaksanakan Webinar Nasional dalam kemasan Millennial Talk bertajuk ?Peran dan
Partisipasi Aktif Pemuda dalam Pembangunan Berbasis Masjid?. Acara dibuka
dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan sambutan Imam Besar Masjid
Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA yang hadir di ruang VIP Masjid
Istiqlal sebagai pengantar. Keynote Speaker adalah Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P, Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia periode sejak
23 Oktober 2019 pada Kabinet Indonesia Maju,
live secara virtual. Acara yang dimoderatori oleh Rosita Tandos, M.Ag.,
MA., M.ComDev., Ph.D. ini dihadiri Kepala Bidang Sosial dan Pemberdayaan Umat Badan
Pengelola Masjid Istiqlal, Laksmana Pratam TNI (Purn) KH Asep Saepudin juga
perwakilan millennial sekaligus artis ibu kota,
Dr. Hj. Oki Setiana Dewi, S.Hum, M.Pd yang di kenal dengan Mbak Oki dan
juga Baim Wong. Dr. H. Zaenudin Amali, SE, M.Si, Menteri Pemuda dan Olahraga
dan Ahmad Aziz dari Young Change Makers ikut menjadi pembicara secara virtual
di tengah kesibukan masing-masing.
Dalam paparannya
Muhajir Effendy menyitir sebuah pribahasa Arab yang menyebutkan bahwa masa depan
dan kehidupan sebuah bangsa ada di tangan pemuda. Para pemuda diharapkan ada di
masjid yang merupakan episentrum gerakan keagamaan dan kebangsaan. Mereka harus
bisa menjawab pertanyaan ,?Millennial bisa apa?? Apapun pemahaman dan
pakaiannya anak muda yang memakmurkan masjid pasti Pancasilais. Karenanya
mereka harus paham denagn aspek sosiologis dan anthropologis Islam di
Indonesia.
Imam Besar
Masjid Istiqlal mengharapkan agar masjid bukan hanya didatangi oleh orang-orang
tua, tetapi juga menjadi tempat berkumpul yang nyaman bagi kaum muda. Asep
Saepudin menyebut bahwa tujuan acara ini adalah untuk mengajak pemuda-pemudi
Indonesia bersama-sama mengadakan kegiatan di masjid. Ka Oki memberikan banyak
masukan terkait kebutuhan millennial di
Masjid, baginya anak muda yang penuh inovasi dan orang tua yang bijaksana
merupakan kolaborasi ideal yang harus ada untuk mengundang generasi muda ke
masjid. Baim Wong banyak melakukan self intropection dan refleksi diri saat
berbicara, dengan pesan: di era yang penuh dengan analisa, berdakwah kepada
generasi muda harus dengan cara-cara millennial dan harus dengan cara
pendekatan yang out of the box. Di hadapan Ka
Oki dan Baim Wong Nasaruddin dalam diskusi itu menjanjikan akan memfasilitasi
segala kegiatan untuk mendorong kalangan millennial agar mau datang
berbondong-bondong meramaikan masjid Istiqlal, termasuk juga kalangan artis dan
selebritis.
Menteri Pemuda
dan olahraga dalam penyampaiannnya menyatakan sangat mengapresiasi acara ini
dan siap berkolaborasi dengan Masjid
Istiqlal dalam rangka pembangunan manusia yang berakhlaqulkarimah. Menurutnya,
membangun kebudayaan masjid menjadi tepat dan penting, karena umat Islam dan
Masjid adalah bagian tak terpisahkan. Abdul Aziz menyampaikan pentingnya ?melek
digital? dan kampanye secara efektif melalui media elektronik untuk
mempromosikan kegiatan-kegiatan di masjid. Sebagai penanya Koh Eka dari Big
Indonesia mengusulkan agar Masjid Istiqlal juga memberikan fasilitas berbagai
komunitas untuk berkegiatan di Masjid Istiqlal dan diadakankanya Duta Masjid
Millennial.
Nasaruddin Umar menjelaskan, nantinya mereka diberikan ruangan khusus untuk bisa lebih intens melaksanakan segala kegiatan yang bermanfaat bagi umat Islam dan persatuan Indonesia. Pada masanya bahkan Masjid Nabi mengundang para para seniman ke masjid. Maka bukan hanya mempersiapkan sarana dan prasaranaya tetapi juga kegiatan-kegiatan yang menarik agar anak muda bisa mensyiarkan Istiqlal sebagai simbol toleransi dan moderasi umat.
Oleh : Budi Utomo