Hikmah: Momentum Bulan Maulid, Meraih Mutiara Hikmah dari Keteladanan Nabi

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan yang baik dalam berbagai aspek kehidupan, tidak ada manusia yang demikian sempurna dapat diteladani karena di dalam dirinya terdapat berbagai sifat mulia.

Share :
Hikmah: Momentum Bulan Maulid, Meraih Mutiara Hikmah dari Keteladanan Nabi
Artikel

Oleh : H. Budi Firmansyah, MM

Jakarta, www.istiqlal.or.id - Setiap manusia perlu mencari figur untuk dijadikan contoh agar hidupnya terarah dan sesuai dengan tuntunan Allah subhanahu wata'ala, maka agar memudahkan manusia diciptakanlah prototype dari jenis manusia bukan dari jenis Jin atau binatang tetapi dari jenisnya yaitu manusia sebagaimana Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam al-Qur'an Surat Ali ‘Imran ayat 164 :

لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Artinya : “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orangorang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan yang baik dalam berbagai aspek kehidupan, tidak ada manusia yang demikian sempurna dapat diteladani karena di dalam dirinya terdapat berbagai sifat mulia, disamping itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah mengalami berbagai keadaan dalam hidupnya, beliau pernah merasakan hidup sebagai orang yang susah sehingga dapat menjadi teladan bagi orang orang yang sedang mengalami kesulitan hidup bahkan beliau juga pernah jadi orang kaya sehingga dapat jadi teladan bagaimana seharusnya menggunakan kekayaan dan beliau pernah jadi pemimpina diberbagai bidang sehingga kita dapat meneladani kepemimpinannya.

Sebelum menyuruh para sahabat untuk melakukan suatu perbuatan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu memberi contoh lebih dahulu bagaimana melakukan perbuatan itu, metode pemberian contoh atau teladan ini tampak sangat efektif, karena para sahabat langsung dapat melihat sendiri bagaimana ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam itu dipraktikkan.

Disamping itu bahasa perbuatan lebih mengena daripada bahasa lisan, artinya bukan sekedar memberi contoh tetapi lebih dari itu menjadi contoh yang membuat sebuah pesan,nasehat sampai tepat sasaran kepada audience/komunikan/jamaah.

Diantara kode etik dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memisahkan antara ucapan dan perbuatan, dalam praktiknya kode etika ini diterapkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam pemberian keteladanan kepada para sahabat. Masalah shalat contohnya :

صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُونِيْ أُصَلِّيْ

Artinya : “Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat” (H.R. Bukhari No. 631).

Keteladanan dan pemberian contoh merupakan cara yang efektif didalam mencapai maksud dan tujuan, penyampaian hadis dengan metode ini bahkan dapat cepat difahami oleh para sahabat. Sifat-sifat mulia melekat didalam diri Sang Nabi yang kita kenal dengan sifat siddiq, amanah, tabligh dan fathanah bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mendapatkan Gelar Al-Amin yang dapat dipercaya.

Dari sifat sabarnya didalam membimbing Umat, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk para nabi yang diberikan gelar Ulul Azmi yaitu yang memiliki ketabahan dan kesabaran didalam menghadapi ujian dan cobaan orangorang yang membencinya bahkan sampai melampaui batas.

Begitulah keluhuran sifat-sifat yang dapat diteladani dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam didalam meraih kesuksesan hidup, bahkan Nabi mengajarkan kepada kita umatnya bahwa hidup ini penuh dengan perjuangan, jika ingin meraih kesuksesan membutuhkan nilai-nilai luhur didalam kepribadian.

Buah dari keteladana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam didalam mengenalkan sifat-sifatnya adalah dapat merubah sebuah peradaban dunia dari kegelapan menuju cahaya hidayah Islam hanya dalam waktu yang begitu singkat 13 Tahun di Mekkah merubah aqidah dan 10 Tahun di Madinah dapat merubah keadaan akhlaq dan muamalah yang terbaik di muka bumi ini.

Dalam sejarah dakwah Nabi di Thaif menerima tekanan dan penghinaan bahkan sampai dilempari batu hingga sang Nabi berdarah namun demikian nabi tidak membalas dengan keburukan bahkan ditawarkan malaikat untuk ditimpakan gunung agar binasa kaum yang durjana, justru nabi mendoakan kaun Tsaqif di Thaif dengan doa hidayah agar suatu saat anak keturunannya mau menerima Islam, ternyata doa nabi dikabulkan sekarang Thaif menjadi wilayah yang penuh cahaya keimanan. Wallahu a’lam.

Tags :

Related Posts: