Hikmah: Memahami Perbedaan
Artinya: "Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Al-Anbiya/21: 33)
Oleh : KH. Abu Hurairah Abd Salam, Lc, MA
(Wakabid Penyelenggara Peribadatan BPMI)
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Salah satu teknologi yang memiliki peranan besar dalam mengubah kehidupan manusia dalam berinteraksi adalah teknologi transportasi. Negara-negara maju saat ini sedang berlomba-lomba membangun kendaraan-kendaraan yang nantinya dapat digunakan untuk mengantar manusia bertamasya ke ruang angkasa.
Menyaksikan planet bulan, bumi yang dihuni manusia dan benda-benda lain di luar angkasa selama jutaan tahun, masingmasing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna.
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
Artinya: "Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Al-Anbiya/21: 33)
Teknologi transportasi dimanfaatkan untuk memindahkan barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lain di darat, laut dan udara yang nyaman, cepat, dengan tingkat keamanan yang tinggi.
Transportasi udara berupa pesawat bukan lagi alat transportasi mahal, setiap orang dapat naik pesawat karena cepat, nyaman dan harga terjangkau. Dengan transportasi udara yang super cepat kita bisa telusuri dari hutan belantara amazon di Amerika Selatan sampai ke Siberia yang dipenuhi salju yang membeku dengan suhu rata-rata -42 Derajat Celsius sampai ke padang pasir Gobi di dataran China.
Dari perjalanan melintasi benua ini kita dapat menyaksikan kehidupan dunia ini. Kita bisa lihat manusia dengan berbagai jenis kepercayaan, ada yang menyembah Tuhan, ada yang menyembah matahari, ada yang menuhankan batu, ada yang menyucikan sapi, ada yang sujud pada patung, ada yang beribadah dengan mengelilingi tawaf di masjidil haram, ada yang datang ke gereja Bait Lehem untuk berdiri depan patung Yesus, dan ada juga yang meratapi tembok sambil menangis.
Setelah kita perhatikan kehidupan manusia di dunia seperti itu lalu kita mempertanyakan, kenapa manusia di dunia beragam seperti itu? Kenapa manusia jadi beraneka macam kepercayaan dan agamanya? Sedang Allah subhanahu wata'ala dengan sifatnya al-Qadir maha kuasa pasti sanggup menjadikan manusia itu ummat yang satu, satu kepercayaan, satu agama, satu budaya.
Untuk apa Allah subhanahu wata'ala menciptakan kita berbeda, untuk apa Dia menciptakan kita bersuku dan kelompok, ada apa semua ini ya Allah? Apa hikmah dari semua ini? Semua ini adalah pertanyaan yang ada dibenak dan pikiran kita, dan dunia di depan kita sudah seperti kampung kecil berkat kemajuan teknologi, kita bisa mendengar dan mengetahui kejadian di benua lain dengan sangat cepat berkat teknologi komunikasi informasi tanpa harus membayar.
Al-Qur’an menjawab semua pertanyaan ini dengan potongan ayat “alhamdu lillahi rabbil alamin” Allah subhanahu wata'ala adalah Tuhan mereka semua. Semuanya adalah hamba Allah subhanahu wata'ala dan ciptaan-Nya.
هٰذَا خَلْقُ اللّٰهِ فَاَرُوْنِيْ مَاذَا خَلَقَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖۗ
Artinya: "Inilah ciptaan Allah. Maka, perlihatkanlah kepadaku apa yang telah diciptakan oleh (sembahanmu) selain-Nya..." (Qs. Al-Lukman ayat 11)
Keragaman agama merupakan fenomena sosial sekaligus teologis di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Keragaman agama seakan menjadi karya besar Allah subhanahu wata'ala, untuk menguji umat manusia mana diantara mereka yang mampu memamfaatkan karunia tuhan dan mana diantara mereka yang mampu memenangkan perlombaan meraih kebaikan.
Agaknya Allah subhanahu wata'ala dengan kasih sayang dan kemahabijaksanaannya tidak menginginkan hamba-Nya berada dalam komonitas keberagamaan yang tunggal. Keragamaan agama telah terjadi bersamaan dengan lahirnya sejarah kemanusiaan itu sendiri. Hampir seluruh nabi-nabi mengalami keragaman keyakinan pada masanya.