Hikmah: Keistimewaan dan Hikmah Bulan Muharram

engan merenungkan peristiwa penting hijrahnya Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam serta keistimewaan bulan Muharram selayaknya kita mengambil ibrah, pelajaran dan hikmah untuk bekal kita menapaki Tahun Baru 1445 Hijriyah.

Share :
Hikmah: Keistimewaan dan Hikmah Bulan Muharram
Artikel

Oleh : Prof. Dr. Hj. Sri Mulyati, MA
(Wakil Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Umat)

Jakarta, www.istiqlal.or.id - Secara historis, peristiwa Hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari kota Mekkah ke Madinah yang terjadi pada tahun 622 Masehi bertepatan dengan bulan Muharram sehingga di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu kemudian dijadikan sebagai awal bulan dalam kalender Islam atas usulan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu.

Muharram memiliki makna dan keutamaan yang istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia karena dipandang sebagai salah satu bulan mulia dan diberkahi oleh Allah subhanahu wata'ala, bahkan disebut sebagai Bulan Allah seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadits:

Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR. Muslim).

Bulan Muharram juga merupakan Empat bulan terhormat (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab) sepeti yang disebutkan dalam Qur'an Surat at-Taubah:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan,326) (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah [9]: 36)

Hikmah Bulan Muharram

Dengan merenungkan peristiwa penting hijrahnya Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam serta keistimewaan bulan Muharram selayaknya kita mengambil ibrah, pelajaran dan hikmah untuk bekal kita menapaki Tahun Baru 1445 Hijriyah. Perganitian tahun ini harus menjadi tonggak baru untuk melakukan untuk melakukan muhasabah, evaluasi, introspeksi diri terhadap perjalanan hidup selama ini agar kedepannya menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan hadits:

مَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ خَيۡرًا مِنۡ اَمۡسِهِ فَهُوَ رَابِحُ. وَمَنۡ كَانَ يَوۡمُهُ مثل اَمۡسه فهو مَغۡبُون. ومَن كان يومه شَرًّا مِنۡ امسه فهو مَلۡعُون

Artinya : “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka)” (HR. al-Hakim).

Hadits lain yang senantiasa mejadi pengingat kita agar selalu waspada dan mawas diri adalah hadits berikut:

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هِرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Artinya: "Gunakan lima perkara sebelum datang lima perkara; masa mudamu sebelum masa tua, sehatmu sebelum sakitmu, kekayaanmu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, dan kehidupanmu sebelum kematianmu." (Imam Hakim)

Akhirul kalam, dengan hikmah singkat di atas mari kita jadikan tahun baru ini sebagai momentum transformasi diri agar Hijrah Makani (memaknai peristiwa perjuangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari Mekkah ke Madinah) menjadi Hijrah Maknawi, yaitu perubahan berarti baik secara individual (menjadi pribadi takwa dan berakhlak mulia) maupun sosial (membangun peradaban masyarakat dan bangsa).

Tags :

Related Posts: