Hikmah: Berharap Ampunan dan Rahmat Allah SWT

Ya Allah rahmatilah orang lemah di antara kami, dan terimalah taubat kami, karena sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kami mengakui dosa-dosa kami.

Share :
Hikmah: Berharap Ampunan dan Rahmat Allah SWT
Artikel

Oleh : Tim Redaksi

Jakarta, www.istiqlal.or.id - Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat” (HadisHasan, lihat shahih at-Targhib wa at-Tarhib 3139).

Pelajaran apa yang akan kita dapatkan dari Hadis diatas? terlepas dari perdebatannya, hanya yang pasti dan sudah tentu adalah kita pernah dan bahkan sering berbuat dosa dan berbuat salah, juga sangat jauh dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita semua adalah bagian dari manusia dan bagian dari anak cucu Adam, yang banyak berbuat salah.

Kita tidaklah hidup dalam kondisi yang terjaga dan bersih dari dosa, hal itu sebagaimana dinyatakan dalam hadits shahih : “Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah benarbenar akan menghilangkan kamu, dan pasti akan mendatangkan suatu kaum yang mereka akan berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka”. (Shahih Muslim)

Kita semua adalah hamba yang lemah dan Rabb semesta alam memberitahukan kita tentang kelemahan kita, Dia berfirman dalam hadits Qudsi : “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat salah pada malam dan siang, dan Aku mengampuni semua dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni kalian” (Shahih Muslim).

Kitapun belum bisa selamat dari godaan-godaan syetan, was-was dan tipu dayanya. Maka bagaimana jalan keluarnya? apa obat dari kelemahan kita, dan kelalaian kita?

Setidaknya hal-hal dibawah ini bisa menjadi resolusi bagi kita:

  1. Tidak berputus asa dari rahmat Allah subhanahu wata'ala dan bergembiralah dengan maghfirah (ampunan Allah).

    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    ۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

    Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.663) Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar [39]:53)
     
  2. Tengadahkan tanganmu kepada Dzat Yang Maha Pengampun, dan ketahuilah bahwa Dia mengampuni seluruh dosa. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    اَلَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ اِلَّا اللَّمَمَۙ اِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْۗ فَلَا تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ  هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى ࣖ

    Artinya: "(Mereka adalah) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji. Akan tetapi, mereka (memang) melakukan dosa-dosa kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dia lebih mengetahui dirimu sejak Dia menjadikanmu dari tanah dan ketika kamu masih berupa janin dalam perut ibumu. Maka, janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia lebih mengetahui siapa yang bertakwa." (QS. An-Najm [53]:32)
     
  3. Jauhilah segala sebab yang menjerumuskanmu ke dalam dosa, supaya tidak terulang olehmu dosa yang sama.
     
  4. Bersedihlah akan dosamu, dan menangislah terhadap kesalahankesalahanmu, semoga Allah subhanahu wata'ala melihat air matamu yang jujur, sehingga dia merahmatimu dengan rahmatNya yang luas.
     
  5. Jadikan dosamu di hadapanmu, dan jadikan amalan-amalan kebaikanmu di belakang punggungmu (maksudnya ingat-ingat selalu dosamu dan lupakan amal kebaikanmu), supaya engkau tetap bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, dan bersegera dalam kebajikan.
     
  6. Janganlah menyepelekan kemaksiatan sekalipun itu adalah ash-shaghaa’ir (dosa kecil), karena bisa saja hal itu menjadi alkabaa’ir (dosa besar) di sisi Allah.

    اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًاۙ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ ۚ

    Artinya: "(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut; kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun; dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu masalah besar." (QS. An-Nūr [24]:15)
     
  7. Duduklah seorang diri, introspeksi dirilah dan hinalah dirimu (karena dosa-dosamu), semoga saja engkau bisa mengambil pelajaran dan takut. Semoga Allah subhanahu wata'ala meridhai ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu ketika beliau berkata: “Hisablah (introspeksi) diri kalian, sebelum kalian di hisab (di akhirat).”
     
  8. Jadilah orang yang seimbang dalam khauf (rasa takut) dan raja’ (berharap), dan jadikan rasa takutmu di dalam kehidupan ini lebih besar dari rasa berharapmu sebagaimana perkataan para Salaf (ulama terdahulu), supaya engkau bersungguh-sungguh dalam berbuat ketaatan dan meninggalkan dosa-dosa dan keburukan.
     
  9. Waspadalah terhadap perilaku ishraar (terus-menerus) dalam berbuat dosa. Karena terus-menerus dalam berbuat dosa membuatnya menjadi al-kabaa’ir (dosa-dosa besar), sekalipun dosa itu pada awalnya adalah shaghaa’ir (dosa kecil).

    Allah subhanahu wata'ala berfirman tentang hamba-hamba-Nya yang bertakwa.

    وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ

    Artinya: "Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri,119) mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya)." (QS. Ali-Imran: 135)
     
  10. Jadikanlah dosamu seperti gunung di atas kepalamu yang engkau takut ia akan menimpamu dan janganlah kau jadikan dosamu seperti lalat yang hinggap di hidungmu kemudian ia pergi.
     
  11. Bacalah sejarah kehidupan para Salaf rahimahullah (ulama terdahulu), dan bagaimana kehati-hatian dan kewaspadaan mereka terhadap dosa.
     
  12. Bergembiralah dengan rahmat (kasih sayang) dan maghfirah (ampunan) Allah kepadamu. Dan wajib bagimu untuk senantiasa beristighfar dan engkau akan mendapatkan taubat dan pengampunan dari Allah subhanahu wata'ala:

    وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَۙ  

    Artinya: "Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya, memaafkan kesalahan-kesalahan, mengetahui apa yang kamu kerjakan," (Asy-Syūrā [42]:25)

    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    وَاِنِّيْ لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى

    Artinya: "Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman, dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk." (QS. Thaha: 82).

    Ya Allah rahmatilah orang lemah di antara kami, dan terimalah taubat kami, karena sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kami mengakui dosa-dosa kami.

    قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

    Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-A’raaf : 23). Wallahu ’alam.
Tags :

Related Posts: