BPMI Kolaborasi dengan IPIM, Selenggarakan Seminar Religious Diplomacy for Improving Roles of Imams in Global Life
Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) bekerjasama sengan Ittihad Persaudaraan Imam Muslim (IPIM), menyelenggarakan Seminar Religious Diplomacy for Improving Roles of Imams in Global Life, di Aula Al-Fattah Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (18/11).
Jakarta, www.istiqlal.or.id - Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) bekerjasama sengan Ittihad Persaudaraan Imam Muslim (IPIM), menyelenggarakan Seminar Religious Diplomacy for Improving Roles of Imams in Global Life, di Aula Al-Fattah Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (18/11).
Seminar yang diselenggarakan ba'da Shalat Jum'at turut dihadiri Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, dan Founder & President of Civilizations Exchange & Cooperation Foundation (CECF) Prof. Dr. Muhammad Bashar Arafat.
Dalam bahasannya mengenai Diplomasi Keagamaan untuk Meningkatkan Peran Imam dalam Kehidupan Global, KH Nasaruddin Umar menyebutkan bahwa Rasulullah SAW merupakan tauladan dalam berdiplomasi. "Rasulullah SAW mendapatkan kesuksesan bukan karena senjatanya yang bagus, melainkan karena diplomasinya yang bagus."
Dengan diplomasi menginspirasi yang diteladankan Rasulullah SAW, KH Nasaruddin Umar memberi contoh pada peristiwa perjanjian Hudaibiah.
Mengingat cara Rasulullah SAW berdiplomasi, KH Nasaruddin Umar juga berpesan agar para imam dapat menjadi strategi untuk menciptakan pemimpin umat. "Peranan kita sebagai imam saat ini ialah bagaimana mewujudkan imam yang tangguh dan imam tersebut dapat menciptakan suatu masyarakat yang sangat stabil, damai, berwibawa dan produktif."
Sebagaimana firman Allah SWT pada Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 124,
وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ ١٢٤
Artinya: (Ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “(Aku mohon juga) dari sebagian keturunanku.” Allah berfirman, “(Doamu Aku kabulkan, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (QS. Al-Baqarah [2]: 124)
Adapun Imam Mohamad Bashar Arafat, Ph.D juga mengatakan, bahwasanya kita perlu membentuk maknaلِتَعَارَفُوْا ۚ dalam hal lain yang lebih kreatif, misalnya dengan berkolaborasi antarnegara.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 13,
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS. Al-Hujurat Ayat 13)
Imam Bashar Arafat juga berpesan kepada para pendakwah agar dapat menempuh proses dakwah dengan cara yang modern. Misalnya kegiatan yang beliau ketahui, salah satunya yaitu dengan membuat kegiatan pertukaran pelajar. Karena dengan cara tersebut, kita bisa berkolaborasi dengan negara lain.
Dalam seminar ini, kegiatan berlangsung secara aktif dengan disediakannya sesi tanya jawab oleh peserta yang hadir. Disampaikan menggunakan bahasa Inggris, kegiatan ini juga turut diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh dua tenaga pendidik dari Madrasah Istiqlal Jakarta.
Saksikan selengkapnya di sini. (FAJR/Humas dan Media Masjid Istiqlal)